Bagussas

Ilmu tanpa akal, ibarat bangunan tanpa pondasi.

  • Berkat

    Jumat, 28 Oktober 2016

    Cintaku Jauh di Pulau

    Cintaku jauh di pulau
    Gadis manis, sekarang iseng sendiri

    Perahu melancar, bulan memancar
    di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar
    angin membantu, laut terang, tapi terasa
    aku tidak ‘kan sampai padanya

    Di air yang tenang, di angin mendayu
    di perasaan penghabisan segala melaju
    Ajal bertakhta, sambil berkata:
    “Tujukan perahu ke pangkuanku saja.”

    Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!
    Perahu yang bersama ‘kan merapuh
    Mengapa Ajal memanggil dulu
    Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

    Manisku jauh di pulau,
    kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.

    Kawanku dan Aku
    Kami sama pejalan larut
    Menembus kabut

    Hujan mengucur badan
    Berkakuan kapal-kapal di pelabuhan
    Darahku mengental pekat.
    Aku tumpat pedat

    Siapa berkata-kata?
    Kawanku hanya rangka saja
    Karena dera mengelucak tenaga

    Dia bertanya jam berapa?
    Sudah larut sekali
    Hilang tenggelam segala makna
    Dan gerak tak punya arti

    Oleh: Chairil Anwar

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Intermeso

    Formulir Kontak

    Nama

    Email *

    Pesan *