Bagussas

Ilmu tanpa akal, ibarat bangunan tanpa pondasi.

  • Berkat

    Jumat, 28 Oktober 2016

    Aku Tulis Pamplet Ini

    Aku tulis pamplet ini
    karena lembaga pendapat umum
    ditutupi jaring labah-labah
    Orang-orang bicara dalam kasak-kusuk,
    dan ungkapan diri ditekan menjadi peng-iya-an
    Apa yang terpegang hari ini
    bisa luput besok pagi
    Ketidakpastian merajalela.
    Di luar kekuasaan kehidupan menjadi teka-teki
    menjadi marabahaya
    menjadi isi kebon binatang

    Apabila kritik hanya boleh lewat saluran resmi,
    maka hidup akan menjadi sayur tanpa garam
    Lembaga pendapat umum tidak mengandung pertanyaan.
    Tidak mengandung perdebatan
    Dan akhirnya menjadi monopoli kekuasaan

    Aku tulis pamplet ini
    karena pamplet bukan tabu bagi penyair
    Aku inginkan merpati pos.
    Aku ingin memainkan bendera-bendera semaphore di tanganku
    Aku ingin membuat isyarat asap kaum Indian.

    Aku tidak melihat alasan
    kenapa harus diam tertekan dan termangu.
    Aku ingin secara wajar kita bertukar kabar.
    Duduk berdebat menyatakan setuju dan tidak setuju.

    Kenapa ketakutan menjadi tabir pikiran ?
    Kekhawatiran telah mencemarkan kehidupan.
    Ketegangan telah mengganti pergaulan pikiran yang merdeka.

    Matahari menyinari airmata yang berderai menjadi api.
    Rembulan memberi mimpi pada dendam.
    Gelombang angin menyingkapkan keluh kesah
    yang teronggok bagai sampah
    Kegamangan.
    Kecurigaan.
    Ketakutan.
    Kelesuan.

    Aku tulis pamplet ini
    karena kawan dan lawan adalah saudara
    Di dalam alam masih ada cahaya.
    Matahari yang tenggelam diganti rembulan.
    Lalu besok pagi pasti terbit kembali.
    Dan di dalam air lumpur kehidupan,
    aku melihat bagai terkaca:
    ternyata kita, toh, manusia!

    Pejambon Jakarta 27 April 1978
    Oleh: WS Rendra

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Intermeso

    Formulir Kontak

    Nama

    Email *

    Pesan *