Bagussas

Ilmu tanpa akal, ibarat bangunan tanpa pondasi.

  • Berkat

    Jumat, 28 Oktober 2016

    Di atas runtuhan Melaka

    Lama penyair termenung seorang diri
    ingat Melayu kala jayanya
    pusat kebesaran nenek bahari

    Di sini dahulu laksamana Hang Tuah
    satria moyang Melayu sejati
    jaya perkasa gagah dan mewah
    "tidak Melayu hilang di bumi"

    Di sini dahulu payung berkembang
    megah bendahara Seri Maharaja
    bendahara cerdik tumpuan dagang
    lubuk budi laut bicara

    Pun banyak pula penjual negeri
    mengharap emas perak bertimba
    untuk keuntungan diri sendiri
    biarlah bangsa menjadi hamba

    Inilah sebab bangsaku jatuh
    baik dahulu atau sekarang
    inilah sebabnya kakinya lumpuh
    menjadi budak jajahan orang

    Sakitnya bangsaku bukan di luar
    tapi terhunjam di dalam nyawa
    walau diubat walau ditawar
    semangat hancur apakan daya

    Janji Tuhan sudah tajalli
    mulialah umat yang teguh iman
    Allah tak pernah mungkir janji
    tarikh riwayat jadi pedoman

    malang mujur nasibnya bangsa
    turun dan naik silih berganti
    terhenyak lemah naik perkasa
    tergantung atas usaha sendiri

    Riwayat lama tutuplah sudah
    sekarang buka lembaran baru
    baik hentikan termenung gundah
    apalah guna lama terharu

    Bangunlah kekasih ku umat Melayu
    belahan asal satu turunan
    bercampur darah dari dahulu
    persamaan nasib jadi kenangan

    Semangat yang lemah buanglah jauh
    jiwa yang kecil segera besarkan
    yakin percaya iman pun teguh
    zaman hadapan penuh harapan

    Oleh: Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA)

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Intermeso

    Formulir Kontak

    Nama

    Email *

    Pesan *